ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Bursa saham area Asia dan Pasifik dibuka beragam pada hari Selasa (14/1/2025), senada dengan hasil perdagangan Wall Street semalam.
Indeks S&P/ASX 200 naik 0,55% pada pembukaan setelah sebelumnya mengalami penurunan selama tiga sesi berturut-turut.
Sementara indeks Nikkei 225 turun 0,73%, dan Topix melemah 0,34%. Kospi naik 0,4%, sementara Kosdaq turun 0,62%. Kontrak berjangka Hang Seng Index berada di level 18.903, lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI di 18.874,14.
Para penanammodal juga bakal terus memantau nilai tukar rupee India setelah mata duit tersebut melemah ke rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat.
Pada Senin (13/1/2025), India melaporkan info inflasi untuk Desember 2024 nan turun selama dua bulan berturut-turut secara tahunan, mencapai 5,22% (sedikit di bawah ekspektasi). Hal ini meningkatkan kesempatan pemotongan suku kembang di masa depan.
Sementara Thailand dijadwalkan untuk merilis indeks kepercayaan konsumen oada periode Desember 2024.
Pelaku pasar juga menantikan Amerika Serikat nan bakal mengumumkan tingkat inflasi pada Desember 2024 kelak malam.
Tingkat inflasi menjadi parameter krusial dalam memproyeksi arah kebijakan suku kembang The Fed. Trading Economics memperkirakan tingkat inflasi AS pada periode Desember 2024 tidak berubah, tetap 3,3% yoy.
Tingkat inflasi AS mempunyai pengaruh kuat terhadap kebijakan suku kembang The Fed. Bank sentral Amerika Serikat tersebut menutup tahun ini dengan kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 pedoman poin (bps). Namun, The Fed mengisyaratkan hanya bakal memangkas suku kembang dua kali pada 2025.
Semalam, Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan signifikan, mengungguli pasar lainnya, sementara Nasdaq Composite melemah lantaran para pedagang terus menjual saham teknologi besar nan sebelumnya mendorong pasar bullish.
Ketiga indeks utama tersebut telah mencatat penurunan dalam dua minggu terakhir, dengan saham teknologi menjadi penyebab utama kerugian.
(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tembus Rp1.700 Triliun, Neraca Dagang China Lampaui Ekspektasi
Next Article Bursa Asia Dibuka Semringah: Nikkei Menguat, Kospi Bangkit