ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com --
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyatakan telah merekrut pelajar Sekolah Rakyat untuk tahun aliran 2025-2026. Ratusan pelajar itu terbagi menjadi enam rombongan belajar (rombel), dengan satu rombel terdiri dari 25 pelajar. Mereka terdiri dari 75 siswa SMP dan 75 siswa SMA nan masing-masing menjadi 3 kelas.
Sementara untuk jenjang SD, pendekatan unik kepada orang tua sedang dilakukan, mengingat anak usia awal perlu penyesuaian sebelum tinggal terpisah dari keluarga. Kegiatan pembelajaran direncanakan mulai Agustus 2025.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, untuk sementara saat ini sudah ada 6 kelas di Wisma Atlet area Stadion Si Jalak Harupat (SJH) Kecamatan Kutawaringin. Adapun lantaran Kabupaten Bandung dinilai mempunyai sarana dan prasarana cukup komplit untuk percontohan Sekolah Rakyat, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial meminta penambahan rombel.
"Pemerintah pusat kemarin meminta lagi apalagi sampai 4 lokal. Maka kami sudah siapkan agar tempatnya di BLK Baleendah meski baru bisa menyediakan 3 lokal," kata Dadang kepada wartawan, Sabtu (5/7).
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, Pemkab Bandung juga sedang menyiapkan letak permanen Sekolah Rakyat di Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey di lahan milik Pemkab seluas 7,6 hektare.
Dadang menjelaskan, letak ini disiapkan untuk penerimaan calon pelajar Sekolah Rakyat mulai tahun 2026. Saat ini, pembangunan sekolah di Desa Lebakmuncang sedang disiapkan oleh Kementerian Sosial dan Kementerian PUPR, dengan sasaran selesai pada akhir tahun aliran 2025.
"Untuk nan di Ciwidey kita kudu perbaiki dulu tata ruangnya nan tetap dalam tahap penyelesaian dengan Kementerian ATR/BPN tetap dibahas. Sehingga mungkin penyelenggaraan pembangunan gedung sekolahnya bisa dimulai tahun 2026," lanjut Dadang.
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi letak Sekolah Rakyat (SR) di Wisma Atlet Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung pada Kamis (29/5).
Program Sekolah Rakyat dari Presiden Prabowo ini menjadi langkah strategis meningkatkan akses pendidikan berbobot bagi anak-anak dari family kurang bisa melalui pendekatan pondok dan penguatan karakter. Sedikitnya 100 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia bakal didirikan sebagai percontohan, dengan Kabupaten Bandung menjadi salah satu dari 11 titik penyelenggaraan program tahap awal di Jawa Barat.
Pelaksanaan program Sekolah Rakyat di Kabupaten Bandung ini disambut antusiasme warga. Sebanyak 50 siswa berbareng 50 orang tua telah mengikuti aktivitas awal nan melibatkan total 150 peserta.
Gedung berkapasitas 184 orang dengan 44 bilik ini dipilih lantaran kondisi bangunannya sangat layak, baru, dan representatif untuk dijadikan pondok sekaligus ruang belajar bagi para siswa. Selain gedung utama, terdapat pula gedung terpisah nan bakal digunakan sebagai ruang kelas, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang guru, serta akomodasi pembelajaran pendukung lainnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Supardian menyatakan argumen di kembali pemilihan letak Sekolah Rakyat untuk sementara.
"Kami menyiasati waktu nan sempit. Wisma Atlet SJH ini paling siap dan paling layak. Semua kebutuhan dasar pembelajaran bisa dipenuhi di sini," katanya.
Keunggulan letak ini tidak hanya dari sisi infrastruktur. Wisma Atlet berada dalam area olahraga nan dilengkapi lapangan sepak bola, kolam renang, dan arena softball, nan bakal dimanfaatkan sebagai bagian dari aktivitas pengembangan karakter dan kebugaran siswa Sekolah Rakyat.
Terkait potensi tumpang tindih penggunaan dengan aktivitas keolahragaan, Supardian memastikan perihal tersebut telah diantisipasi. Wisma Atlet saat ini tetap berstatus sebagai aset Kementerian PUPR, dan penggunaannya untuk Sekolah Rakyat tidak bakal mengganggu agenda olahraga nan ada.
"Kalau ada event olahraga besar, atlet bisa ditempatkan di letak lain nan sudah kami siapkan. Bahkan, siswa Sekolah Rakyat bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat nan berolahraga di area ini, terutama saat akhir pekan," ungkap Supardian.
Sementara untuk letak permanen Sekolah Rakyat nan bakal dibangun di Ciwidey, Supardian menyatakan bahwa lokasinya jauh dari kebisingan, cocok untuk sistem boarding school.
"Insya Allah gedung Sekolah Rakyat nan di Ciwidey nantinya bakal menjadi tempat belajar nan kondusif untuk jenjang SD, SMP, dan SMA," ucap Supardian.
Sekolah Rakyat di Desa Lebak Muncang dirancang menampung hingga 1.000 siswa, dilengkapi beragam akomodasi pendidikan dan pengasuhan sesuai standar.
(rea/rir)
[Gambas:Video CNN]