Opec+ Genjot Produksi, Harga Minyak Dunia Anjlok

Sedang Trending 15 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia mengalami penurunan setelah keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi lebih besar dari nan diperkirakan, nan menambah kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan di pasar. Selain itu, kebijakan tarif nan diterapkan Amerika Serikat (AS) juga menambah ketidakpastian mengenai prospek permintaan global.

Pada perdagangan Senin (7/7), nilai minyak Brent turun 1,6% menjadi sekitar US$67 per barel, setelah sebelumnya juga merosot 0,7% pada Jumat (4/7). Sementara itu, nilai minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati US$66 per barel.

Keputusan OPEC+ nan diumumkan pada Sabtu (5/7) menunjukkan peningkatan produksi minyak sebesar 548.000 barel per hari (bph), langkah nan menandai percepatan pemulihan pasokan dan mengakhiri pemangkasan produksi nan berjalan selama setahun. Keputusan ini, nan dipimpin oleh Arab Saudi, membikin OPEC+ berada di jalur nan lebih sigap dari rencana semula.

Aliansi OPEC+ menjelaskan bahwa peningkatan produksi ini dipicu oleh permintaan musiman nan diperkirakan bakal mendongkrak kebutuhan pasar global. Para pejabat juga menekankan bahwa langkah ini adalah respon terhadap seruan Presiden AS, Donald Trump, untuk menurunkan nilai bahan bakar di negara tersebut.

Namun, meskipun optimisme ini, pasar minyak tetap bergolak. Ketegangan geopolitik, seperti bentrok antara Israel dan Iran, sempat menyebabkan lonjakan volatilitas harga. Meski sekarang ada gencatan senjata nan rapuh, konsentrasi pasar beranjak kembali ke kebijakan OPEC+ dan kebijakan perdagangan AS.

Tarif impor baru nan dikenakan oleh AS bakal mulai bertindak pada 1 Agustus mendatang, seperti nan disampaikan oleh Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick. Hal ini menambah tekanan pada mitra jual beli AS, nan kudu mempersiapkan diri menghadapi pemisah waktu kebijakan tarif nan semakin dekat.

OPEC+ sebelumnya telah mengumumkan kenaikan produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk Mei hingga Juli 2025-tiga kali lebih sigap dari agenda nan direncanakan. Para analis dan pedagang memperkirakan OPEC+ bakal terus melanjutkan kebijakan serupa pada Agustus 2025.

Perubahan strategi OPEC+ ini, nan sebelumnya lebih konsentrasi pada pembatasan produksi, sekarang berbalik arah dengan membuka kran produksi untuk merebut kembali pangsa pasar. Kelompok tersebut menyatakan bahwa keputusan ini diambil berasas prospek ekonomi dunia nan relatif stabil dan kondisi pasar nan sehat saat ini.

Arab Saudi juga menyusul dengan keputusan untuk meningkatkan nilai minyak mentah jenis Arab Light untuk pasar Asia pada bulan depan, nan mengindikasikan bahwa mereka percaya pasar dapat menyerap pasokan tambahan nan lebih besar.

Ke depannya, OPEC+ bakal mempertimbangkan untuk menambah 548.000 barel per hari lagi pada bulan September, dengan pertemuan lanjutan dijadwalkan pada 3 Agustus. Langkah ini bakal menyelesaikan pemulihan pasokan sebesar 2,2 juta barel per hari nan sebelumnya ditutup pada 2023.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Minyak Dunia Tertekan Dolar dan Bayang-Bayang Banjir Pasokan OPEC+

Selengkapnya