Serikat Buruh Kecam Kapolres Jakpus Tangkap Demonstran Zero Odol

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com --

Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia alias K-Sarbumusi mengecam keras penahanan paksa nan dilakukan oleh abdi negara kepolisian terhadap sejumlah orang nan terlibat dalam demonstrasi pengemudi truk di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (2/7).

K-Sarbumusi nan menaungi Aksi Damai Nasional Pengemudi/Buruh Transportasi pada hari ini menuturkan abdi negara kepolisian telah menodai, merepresi dan menahan paksa sejumlah orang nan terlibat dalam aktivitas tersebut.

"Presiden DPP K-Sarbumusi, Ketua RBPI, Perwakilan ASLI, dan beberapa massa tindakan lainnya ditahan secara paksa oleh abdi negara polisi, ujar Direktur LBH DPP K-Sarbumusi Muhtar Said melalui keterangan persnya, Rabu (2/7).

Muhtar menyatakan tindakan tersebut bermaksud untuk menuntut keadilan struktural atas kebijakan nol kelebihan muatan dan dimensi alias Zero Overdimension Overload (ODOL). Aksi tersebut bukan nan pertama kali dilakukan.

Sebelumnya, Muhtar mengungkapkan tindakan serupa sudah dilakukan lebih dulu di sejumlah provinsi dan kabupaten/kota, dan melangkah dengan kondusif dan tenteram.

Dengan kata lain, tidak pernah ada satu pun provokasi dan represi yang terjadi pada saat tindakan tenteram sebelumnya.

"Namun, baru kali ini, demonstrasi nan kami gelar di ibu kota negara justru menuai provokasi, represi, dan penahanan paksa terhadap beberapa ketua organisasi," kata dia.

Muhtar bilang provokasi dilayangkan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro, berujung pada komando kepada petugas untuk melakukan tindakan represi kepada massa aksi.

Padahal, terang Muhtar, massa datang dengan membawa aspirasi nan sah, dengan tangan kosong dan hati penuh harap.

"Sejak awal kami telah mendeklarasikan ini sebagai tindakan damai, sebuah demonstrasi murni nan dilindungi konstitusi. Namun, niat tulus kami dibalas dengan tindakan biadab oleh abdi negara polisi," kecam Muhtar.

Dia menyoroti perintah Kapolres Metro Jakarta Pusat nan justru membikin panas keadaan, seperti bensin nan membakar amarah.

"Kata-kata nan keluar dari seorang komando abdi negara semestinya menjadi pelindung rakyat, justru menjadi pemicu kericuhan nan tak terhindarkan," ucap Muhtar.

Akibat provokasi tersebut, lanjut dia, gelombang tindakan represif langsung terjadi di lapangan.

Padahal, Muhtar menegaskan tindakan tersebut bermaksud untuk mereformasi sistem logistik nasional, bukan sekadar momentum untuk menertibkan jalan raya semata.

Kata dia, persoalan ODOL bukan hanya menyoal kemauan dari para pengemudi truk, melainkan tentang ketidakmampuan negara membenahi tata kelola sektor logistiknya.

"Jika dalam waktu satu jam abdi negara kepolisian tidak membebaskan Irham Ali (Presiden DPP K-Sarbumusi), Ika Rostiana (ketua umum RBPI), Slamet SB (Asosiasi Sopir Logistik Indonesia), Farid Hidayat (Asosiasi Sopir Logistik Indonesia), dan Andri (Perkumpulan Sopir Truk Indonesia), kami bakal mengadakan tindakan mogok nasional secara serentak!" tutup Muhtar.

(ryn/wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya