ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS (The Fed) memutuskan menahan suku bunganya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,19% di nomor Rp16.200/US$ pada hari ini, Kamis (30/1/2025). Depresiasi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Jumat lampau (24/1/2025) nan menguat 0,65%.
Sementara indeks dolar AS/DXY pada pukul 08:53 WIB turun 0,12% di nomor 107,87. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin nan berada di nomor 108.
Fluktuasi rupiah hari ini tampaknya tidak bakal ekstrem mengingat info krusial nan ditunggu pelaku pasar ialah soal suku kembang referensi The Fed sudah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Sebagai informasi, awal hari tadi, The Fed mempertahankan suku kembang dan tidak memberikan banyak petunjuk tentang kapan pemotongan kembang selanjutnya di tengah kondisi inflasi tetap di atas target, pertumbuhan berlanjut, dan tingkat pengangguran tetap rendah.
Keputusan bulat untuk mempertahankan suku kembang referensi dalam kisaran 4,25%-4,50% saat ini, ditambah dengan pernyataan baru Jerome Powell, membikin The Fed berhati-hati menantikan info inflasi dan ketenagakerjaan lebih lanjut serta kejelasan tentang akibat kebijakan Trump.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pejabat bank sentral AS "menunggu untuk memandang kebijakan apa nan diterapkan" sebelum menilai dampaknya terhadap inflasi, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, serta tidak terburu-buru untuk menyesuaikan suku kembang lebih lanjut.
Trump kembali menjabat sebagai presiden AS dengan janji tarif impor lebih tinggi, pengetatan kebijakan imigrasi, pemotongan pajak, dan pelonggaran regulasi. Ia juga mengatakan bakal menuntut suku kembang nan lebih rendah dan mengharapkan The Fed untuk menuruti keinginannya.
Setelah The Fed memangkas suku kembang tiga kali pada akhir tahun lalu, inflasi sebagian besar bergerak mendatar dalam beberapa bulan terakhir.
Menariknya, dalam pernyataan kebijakan terbarunya, bank sentral menghapus bahasa nan menyatakan bahwa inflasi "telah menunjukkan kemajuan" menuju sasaran inflasi 2%, dan hanya mencatat bahwa laju kenaikan nilai "tetap tinggi."
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pasar Puji "Keberanian" BI Pangkas BI Rate Saat Rupiah Melemah
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900