Pmk Kembali Merebak, Kemenkes Imbau Warga Tak Cemas Konsumsi Daging

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

tim | pendapatsaya.com

Sabtu, 04 Jan 2025 16:47 WIB

Kemenkes mengimbau masyarakat tak resah mengonsumsi daging sapi dan susu di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah. Kemenkes mengimbau masyarakat tak resah mengonsumsi daging sapi dan susu di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko).

Jakarta, pendapatsaya.com --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat tak resah mengonsumsi daging sapi dan susu di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Yudhi Pramono mengatakan daging sapi dan susu tetap kondusif dikonsumsi. Masyarakat diminta untuk mengolahnya hingga matang.

"Kalau untuk masyarakat untuk tetap tidak perlu cemas. nan terpenting mengolah daging nan bakal dikonsumsi kudu matang alias dimasak secara baik," ujar Yudhi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (4/1).

Yudhi menyarankan susu sapi dipanaskan dengan suhu tertentu sebelum dikonsumsi. Menurutnya, susu tetap kondusif diminum masyarakat.

Dia juga menyarankan masyarakat untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Ia menilai tak ada nan perlu dikhawatirkan masyarakat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga pernah menyampaikan PMK jarang menular ke manusia. Budi berbicara penyakit itu biasanya menjangkit hewan berkuku dua.

"Kami sudah obrolan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/OIE) bahwa penyakit mulut dan kuku dominan di hewan, nyaris tidak ada nan loncat ke manusia," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konvensi pers secara virtual nan diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, 9 Mei 2022.

Penyakit mulut dan kuku sebelumnya ditemukan di sejumlah hewan ternak di beragam daerah. Misalnya, kejadian ratusan sapi di Lumajang, Jawa Timur hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal beberapa waktu lalu.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang mengungkap 900 ekor sapi terjangkit PMK pada November 2024 hingga awal Januari 2025. Sebanyak 70 ekor di antaranya mati.

"Mulai bulan November untuk sapi nan terjangkit PMK ada 900 an ekor, 70 ekor di antaranya mati," ujar Kepala DKPP Lumajang Retno dikutip dari detik, Sabtu (4/1).

(dhf/sfr)

Selengkapnya