Pakar Soal Gugatan Mahasiswa Ke Mk: Sejarah Dibuat Oleh Banyak Gen Z

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

pendapatsaya.com

Sabtu, 04 Jan 2025 16:45 WIB

Sejumlah pihak memuji mahasiswa UIN Sunan Kalijaga nan sukses menggugat periode pemisah pencalonan presiden ke MK. Empat mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta menyebut gugatan syarat periode pemisah pencalonan presiden alias presidential threshold nan mereka ajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) tak ditunggangi golongan mana pun. (pendapatsaya.com/Tunggul)

Jakarta, pendapatsaya.com --

Pengajar norma pemilu Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini menyoroti tindakan sejumlah mahasiswa nan melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi dalam satu tahun terakhir, termasuk mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang gugatannya tentang presidential threshold alias periode pemisah pencalonan presiden dikabulkan. 

Ia mengatakan Gen Z telah mencatat sejarah selama pemilu lampau baik di Pilkada maupun Pilpres, meski mereka lepas dari ingar bingar pemberitaan.

"Sejarah dibuat oleh banyak GEN Z kita, tapi tidak semua dapat spotlight. Kepada mereka angan kita untuk Indonesia tetap membuncah. Jaga dan terus bersamai mereka," kata Titi lewat unggahannya di X, Sabtu (4/1).

Selain gugatan nan dilayangkan Enika dan tiga temannya dari UIN Sunan Kalijaga soal presidential treshold 20 persen, ada pula gugatan nan dilayangkan Ahmad Alfarizy dan Nur Fauzi Ramadhan (FHUI) melalui Perkara No.12/PUU-XXII/2024.

Lewat gugatan itu, kata Titi, Pilkada kandas dimajukan ke September 2024 sebagaimana skenario elite. Kemudian, gugatan A. Fahrur Rozi (Mahasiswa HTN UIN Jakarta) via perkara No.70/PUU-XXII/2024 nan membikin syarat usia calon kepala/wakil kepala wilayah tetap kudu merujuk saat pencalonan bukan ketika pelantikan.

"Semua penduduk bangsa mesti apresiasi aktivisme norma mahasiswa dalam menjaga konstitusi dan kerakyatan Indonesia," kata Titi.

Sementara, Anies Baswedan memuji gugatan Enika dan tiga temannya dari UIN Yogya mengenai periode pemisah presiden 20 persen. Menurut Anies, para anak muda itu telah memperkuat sistem kerakyatan di Indonesia.

"Mereka adalah anak muda nan memperkuat kerakyatan Indonesia, bukan anak muda nan melucutinya," kata Anies di X, Sabtu (4/1).

(thr/vws)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya