Ini Penyebab Ihsg Dibuka Menguat Pada Perdagangan Perdana Di 2025

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke atas level 7100 pada hari pertama perdagangan 2025.

Merujuk info BEI, IHSG pada perdagangan Kamis hari ini (2/1/2025) per pukul 09.06 WIB terpantau menguat 0,34% ke posisi 7100,53. Pada awal perdagangan apalagi sempat menanjak lebih tinggi ke 7128,81.

Menghijau-nya IHSG tampak-nya menjadi reaksi positif pelaku pasar terhadap angan pemulihan daya beli setelah pemerintah membatalkan kenaikan tarif PPN menjadi 12%.

Pemerintah akhirnya mengumumkan penetapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% hanya untuk peralatan mewah dan untuk peralatan sehari-hari nan menjadi kebutuhan masyarakat umum dipastikan tidak terdampak PPN 12%.

Kategori peralatan mewah nan dimaksud tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 15 tahun 2023. Selain dari item-item nan tercantum dalam PMK nomor 15 tahun 2025, PPN nan bertindak tetap 11% merujuk pada penetapan sejak 2021.

Rincian mengenai jenis peralatan kebutuhan pokok dan peralatan krusial (Bapokting) diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2020 (Perubahan Perpres 71 Taun 2015) tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting.

Sebagian besar jenis peralatan Bapokting telah diberikan akomodasi PPN, perlu ekspansi akomodasi untuk nan tetap terutang PPN.

Di sisi lain, pelaku pasar domestik tampak berhati-hati menjelang info ekonomi awal tahun, nan dapat memberikan sinyal lebih jelas tentang arah kebijakan moneter di 2025.

Pada hari pertama perdagangan, bakal rilis info laju Indeks Harga Konsumen (IHK)atau inflasi dan PMI manufaktur. Kedua parameter makro tersebut erat dengan daya beli masyarakat, sehingga info inflasi dan aktivitas manufaktur berpotensi menjadi penggerak pasar, serta reaksi pasar terhadap batalnya kenaikan tarif PPN 12%.

Adapun, pendapatsaya.com menghimpun konsensus dari 13 lembaga dalam memperkirakan IHK pada periode Desember 2024. Hasilnya, IHK diproyeksi bakal naik alias mengalami inflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,47%. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), inflasi diproyeksi bakal menembus 1,61%.

Konsensus pendapatsaya.com juga memperkirakan inflasi inti pada Desember 2024 bakal berada di 2,29% (yoy), merangkak dibandingkan November (2,26%).

Sebagai pembanding, inflasi pada periode November 2024 tercatat 0,30% (mtm) dan secara tahunan mencapai 1,55%. Sehingga, jika inflasi bulanan menembus 0,47% seperti dalam konsensus, itu bakal menjadi inflasi (mtm) tertinggi sejak Maret 2024 alias sembilan bulan terakhir.

Indonesia menghitung inflasi Desember (yoy) sebagai inflasi sepanjang tahun. Artinya, inflasi tahunan nan tercatat pada Desember juga menjadi inflasi pada tahun berjalan.

Jika inflasi (yoy) pada Desember 2024 mencapai 1,61% seperti dengan konsensus, inflasi sepanjang 2024 juga hanya bakal menyentuh 1,61%. Artinya, nomor itu bakal menjadi nan terendah dalam sejarah Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article IHSG Kebakaran, Ditutup Ambruk 3,4% & Nyaris Tinggalkan Level 7.000

Selengkapnya