Ihsg Ambruk Hampir 2%, Analis Sepakat Soal Ini

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 1,84% ke posisi 6.894,92 pada sesi I perdagangan hari ini, Kamis (6/5/2025). Sejumlah saham bank pun menjadi pemberatnya.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 14,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 699.073 kali. Sebanyak 239 saham naik, 306 saham turun, dan 239 saham condong stagnan.

Secara sektoral, bahan baku, keuangan, dan industri menjadi penekan terbesar IHSG sesi I hari ini ialah mencapai 1,95%, 1,75%, dan 1,71%.

Sementara dari sisi saham, dua emiten perbankan raksasa menjadi penekan terbesar IHSG ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) nan mencapai 35,5 indeks poin dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 13,8 indeks poin.

Menanggapi kejadian tersebut, analis Sucor Sekuritas Edward Lois di luar aspek keluarnya investor asing dari IHSG, esensial perbankan juga dianggap menjadi salah satu sentimen nan membikin sahamnya kurang menarik.

"Fundamental sektor perbankan kurang menarik dalam jangka pendek lantaran kondisi likuiditas nan sudah cukup ketat bakal mengakibatkan pertumbuhan angsuran dan net interest margin (NIM) melemah. Pertumbuhan untung bank tahun ini juga diperkirakan terbatas," ungkap Edward kepada pendapatsaya.com, Kamis (6/2/2025).

Mengingatkan saja, sejumlah bank nan telah melaporkan laporan finansial setahun penuh, mencatatkan keahlian untung nan tumbuh tipis lantaran cost of fund nan semakin membengkak.

Misalnya saja, BMRI mencatat pertumbuhan untung tipis 1,31% menjadi sebesar Rp 55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencetak untung sebesar Rp 21,46 triliun sepanjang 2024, alias naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya.

Sementara itu bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan untung bersih sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% yoy pada 2024.

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan pelemahan ini terjadi seiring tindakan jual nan dilakukan penanammodal asing dari IHSG. Hal ini pun berakibat pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar seperti bank, nan selama ini doyan dikoleksi asing.

"Saya pikir utamanya lantaran asing tetap terus jualan untuk keluar dari BEI sehingga nan terkena adalah saham big cap nan sebagian besar adalah saham bank," jelasnya. 

Ia menilai, tren pelemahan ini hanya bertindak jangka pendek, seiring dengan penguatan indeks dolar.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi sepakat bahwa penurunan IHSG hanya bakal berjalan sesaat. Di sisi lain, nilai saham perbankan saat ini dinilai masuk dalam kategori murah.

"Harga saham perbankan sudah pada murah kok, apalagi BBRI dan BBNI sudah mau buyback," ucap Kiswoyo.

Sebagaimana diketahui, BBRI berencana melakukan pembelian kembali saham Perseroan (Buyback) dengan nilai seluruh buyback diperkirakan sebesar-besarnya Rp 3.000.000.000.000.

Sementara BBNI berencana melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya sebesar Rp 905 miliar alias 10% dari total modal disetor.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mandiri Cetak Laba Rp55,78 Triliun Sepanjang 2024

Next Article Asing Makin Getol Berburu Saham Bank, Ini Buktinya

Selengkapnya