Heboh Marak Psk Di Sekitar Ikn, Modus Via Michat Tarif Rp400 Ribu

Sedang Trending 1 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com --

Heboh keberadaan pekerja seks komersial (PSK) alias pramunikmat di area Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sekitarnya di Kalimantan Timur menjadi perhatian menteri hingga DPR.

Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terkejut saat mendengar laporan banyaknya PSK di area nan bakal jadi ibu kota negara Indonesia itu.

"Waduh, gawat, gawat, gawat, kok bisa darurat gitu, wah ini kudu dicek ini, kudu dicek," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7) seperti dikutip dari pendapatsaya.com.

Cak Imin mengatakan maraknya PSK di IKN merupakan perihal nan gawat. Dia nan juga Ketua Umum PKB itu menegaskan bakal mengecek langsung ke lokasi.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR Muhammad Khozin meminta kejadian PSK tersebut dibereskan oleh Otorita IKN. Hal tersebut disampaikannya dalam rapat Komisi II DPR dengan Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, Selasa (8/7). 

"Berapa hari ini media diwarnai dengan buletin nan kurang lezat ya, dibaca mengenai dengan PSK ya, Pak. Pramu Saji Kenikmatan, alias pekerja seks komersial. Kenapa ini menjadi penting, Pak? Begini, Pak, jangan sampai kemudian istri-istri ASN nan ada di sana itu cemas semua, Pak. Ini pengalaman ya, Pak," kata Khozin dalam rapat itu. 

"Artinya begini. Meskipun pegang anggaran besar, Pak. Walaupun pegang duit banyak, kedudukan tinggi. Kalau sudah bermasalah sama istri, sempit bumi itu, Pak," sambung politikus PKB tersebut.

Menurutnya, berita soal ada PSK di IKN bakal mengganggu produktivitas keahlian para ASN. Dia juga menyoroti sabung ayam di sana.

"Jangan sampai kemudian tempat episentrum ketatanegaraan kita kelak sudah banyak kemaksiatan di sana. Dan orang-orangnya juga tidak maksimal. Bukan hanya masalah PSK ya, masalah sabung ayam juga. Ini ada juga beritanya gitu, Pak," ujarnya.

Dalam rapat itu, Basuki mengatakan praktik prostitusi itu bukan persis terjadi di IKN, melainkan di beberapa wilayah sekitar seperti Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Itu di Sepaku, 3 kilometer di Sepaku [dari area inti IKN]. Pernah ke sana belum? Nah, jadi memang bukan di IKN-nya bos. Kalau di IKN-nya enggak ada, itu di Sepaku," kata Basuki.

Dia mengatakan abdi negara campuran mulai dari kepolisian, Satpol PP, dan pemerintah setempat pernah melakukan razia prostitusi tersebut saat Ramadan lalu. Kala itu, ujar dia, ada delapan warung nan didatangi dan kemudian ditutup lantaran diduga menjadi letak prostitusi.

Sementara, praktik prostitusi nan dilakukan secara daring, dia menduga sebagai daur ulang alias dilakukan dalam modus lain.

"Menurut Deputi Pengendalian kami, itu recycle Pak. Sekarang udah enggak ada," katanya.

Basuki mengatakan pihaknya ke depan bakal terus melakukan operasi dan penjaringan terhadap tempat-tempat nan dicurigai sebagai lokalisasi. Baik oleh Deputi Pengendalian IKN, maupun kepolisian nan bakal tergabung dalam Tim Terpadu.

Operasi Satpol PP

Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menyatakan telah menertibkan puluhan orang wanita nan diduga sebagai pramunikmat di sekitar wilayah IKN dalam operasi penertiban hingga Juni 2025.

"Kami pantau dan lakukan operasi penertiban praktik prostitusi daring maupun luring di sekitar wilayah IKN," ujar Kepala Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara Bagenda Ali, Minggu lalu seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, dia bilang personel Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara terus melakukan patroli penertiban di wilayah IKN lantaran kendati sudah ada Otorita IKN, tetapi secara administratif penegakan peraturan wilayah (perda) tetap jadi kewenangan pemerintah kabupaten setempat.

Ali mengatakan dalam tiga kali operasi penertiban terakhir unik di wilayah Kecamatan Sepaku terjaring 64 orang wanita diduga pramunikmat alias pelaku praktik prostitusi.

"Operasi pertama petugas tertibkan dua, orang pelaku, dan operasi kedua 32 orang ditertibkan, serta operasi ketiga 30 orang ditertibkan," ujarnya.

Hasil keterangan nan didapat praktik prostitusi kebanyakan dilakukan secara daring menggunakan aplikasi media sosial. Para pramunikmat tersebut menyewa bilik penginapan dengan tarif Rp300 ribu per malam,

"Pelaku prostitusi menawarkan jasa dengan nilai antara Rp400 ribu hingga Rp700 ribu sekali kencan," katanya.

Pramunikmat berasal Samarinda, Balikpapan Bandung, Makassar dan Yogyakarta, setelah dilakukan pembinaan pelaku praktik prostitusi nan berasal dari luar wilayah diminta segera meninggalkan wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dalam waktu dua hingga tiga hari.

Dia bilang penanganan praktik prostitusi memerlukan kerja sama lintas sektor, terutama mengawasi pendatang nan menyewa bilik penginapan tanpa identitas jelas lantaran masuk area strategis nasional nan kudu dijaga dari ancaman degradasi moral dan sosial.

Modus

Adapun modus para pelaku, katanya, ada dua.

Ia mengatakan keberadaan pekerja seks komersial (PSK) telah dipetakan oleh pihaknya. Baik nan bekerja secara sembunyi-sembunyi maupun nan terang-terangan menggunakan aplikasi.

"Ada dua pola. Pertama secara online, kebanyakan menggunakan aplikasi MiChat. Kedua, offline di titik-titik nan sudah kami petakan," ujar Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kepada detikKalimantan, Selasa (8/7).

Ia menerangkan berasas pengakuan beberapa PSK nan terjaring, seorang PSK bisa melayani lima pengguna dalam sehari. Namun belum dijelaskan apakah mereka bertindak di bawah pengarahan muncikari alias mandiri.

"Itu bisa tembus Rp1,5 juta per hari," sebutnya.

(kid/thr/ugo)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya