ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com --
Sejumlah tokoh nan tergabung dalam Eksponen Fusi PPP 1973 mendukung pelbagai nama calon ketua umum PPP dari internal maupun eksternal PPP untuk maju di Muktamar PPP nan bakal digelar tahun 2025 ini.
"Eksponen Fusi PPP 1973 mendukung pencalonan, calon-calon Ketua Umum PPP dan Pengurus PPP nan bakal maju dalam Muktamar, baik dari internal maupun eksternal," kata Ketum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Husnan Bey Fananie dalam konvensi persnya di salah satu kafe di area Otista, Jakarta, Minggu (5/1).
Husnan mengatakan setidaknya ada belasan nama nan muncul dalam bursa ketum PPP. Dari internal PPP nan berasal dari NU, Husnan mengatakan ada nama Habil Marati (Anggota DPR RI 1999-2009) hingga Taj Yasin Maimoen (mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah) nan masuk bursa ketum.
Kemudian dari Parmusi, Husnan mengatakan ada nama dirinya sendiri dan Hasrul Azwar. Sementara calon dari Syarikat Islam (SI) ada nama Ahmad Faryal dan dari Persatuan Terbiah Islamiah (PERTI) terdapat nama Anwar Sanusi.
Husnan mengatakan ada kandidat dari eksternal PPP nan didukung oleh Fusi PPP 1973. Di antaranya mantan KSAD Dudung Abdurachman, mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, politikus PPP Sandiaga Uno hingga Mensos Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Terdapat nama lain seperti mantan Ketua MK Hamdan Zoelva, Ketum Partai Masyumi Ahmad Yani dan Ketum Partai Ummat Ridho Rahmadi.
"Kami mengharapkan Calon-calon ketua umum PPP Baik dari internal maupun dari eksternal mempunyai sifat-sifat nan jujur, dipercaya, amanah, cerdas, berintegritas," kata dia.
Di tempat nan sama, politikus PPP Idy Muzayad mengaku menolak Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono jika mau maju sebagai Ketum PPP di Muktamar tahun 2025 ini lantaran telah kandas membawa PPP menuju Parlemen Senayan.
"Ini ada pertanyaan mungkin di benaknya kawan-kawan. Bagaimana dengan nan sekarang? Tadi sudah menyatakan, tidak alias belum mendukung salah satu. tapi kita jelas menolak satu nan telah kandas ini," kata Idy.
Idy mengatakan ada indikasi jika Plt Ketum PPP saat ini mau melanggengkan kekuasaannya dengan segala cara. Termasuk menutup kesempatan tokoh eksternal untuk menjadi ketua umum.
Baginya, perubahan AD/ART bisa membuka kesempatan tokoh eksternal menjadi ketua umum di muktamar PPP nantinya.
"Kalau ada indikasi nan menutup kesempatan munculnya tokoh luar dari PPP untuk menjadi ketua umum, maka itu justru melanggar AD/ART itu sendiri," kata Idy.
"Kita terus terang, ya, menolak nan sekarang sudah kandas ini. Ini jelas sikap. Bukan kita tidak suka kepada orang, nothing personal, tapi ini soal leadership," tambahnya.
Eksponen Fusi PPP 1973 ini terdiri dari tokoh-tokoh nan berasal dari NU, Parmusi, Serikat Islam hingga Perti. Organisasi ini sempat berfusi ke dalam PPP.
Mereka nan datang pada momen ini di antaranya Zarkasih Nur (Nahdlatul Ulama), Husnan Bey Fananie (Persaudaraan Muslimin Indonesia/Parmusi), Achmad Farial (Serikat Islam/SI), Irena R. Rusli Halil (Partai Tarbiyah Indonesia/Perti).
Sebelumnya Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono mengatakan Muktamar X PPP bakal dipercepat untuk mempersiapkan Pemilu 2029, agar PPP bisa kembali masuk ke Senayan.
Menurutnya percepatan muktamar PPP ini agar pengurus nan nantinya terpilih mempunyai waktu panjang untuk konsolidasi dalam rangka persiapan Pemilu 2029.
"Masa khidmat Partai Persatuan Pembangunan bakal berhujung kelak pada Desember tahun 2025. Oleh lantaran situasi dan kondisi politik maka kita memerlukan percepatan," kata Mardiono di Jakarta, Jumat malam (13/12).
(rzr/DAL)
[Gambas:Video CNN]