ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Baru-baru ini masyarakat dikagetkan dengan peristiwa kebakaran dahsyat nan melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat. Api menjalar di lantai 9, 8, dan 7 gedung tersebut. Lebih dari 200 personel pemadam kebakaran (damkar) dan 45 unit mobil damkar dari beragam wilayah dikerahkan untuk memadamkan si jago merah.
Terdapat 9 orang nan sempat terjebak dalam kebakaran. Namun, setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya mereka dapat diselamatkan oleh petugas damkar.
Di kembali peristiwa tersebut, menarik ditelusuri siapa sosok konglomerat pemilik Glodok Plaza. Sebagaimana diketahui, Glodok Plaza terkenal sebagai pusat perbelanjaan elektronik di Jakarta Barat nan berdiri sejak 1977.
Foto: Kebakaran besar nan melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat nan terjadi pada Rabu (15/1) malam tetap berjalan hingga pagi ini. Para petugas damkar berjibaku memadamkan api. (pendapatsaya.com/Tri Susilo)
Kala itu, Glodok Plaza menjadi pelopor pusat perbelanjaan modern di Indonesia. Gedung nan dibangun pertama kali setinggi 6 lantai ini ditempati para pedagang dan beragam bagian usaha, khususnya alat-alat elektronik.
Pada 1990, Glodok Plaza disebut-sebut sebagai pusat perdagangan elektronik terbesar di Asia Tenggara nan mempunyai perputaran roda perdagangan terbesar dan terbaik. Pada 2001 silam, Gedung Glodok Plaza direnovasi dengan peningkatan kapabilitas menjadi 8 lantai dan ditambah lantai basement.
Merujuk situs resmi Glodok Plaza, pusat perbelanjaan ini tercatat dimiliki oleh PT TCP Internusa, salah satu anak perusahaan dari PT Surya Semesta Indonesia Tbk (SSIA). PT TCP Internusa mempunyai upaya utama di bagian developer real estate dan properti. Sebagai developer properti terkemuka di Indonesia, TCP Internusa merupakan salah satu personil Real Estate Indonesia (REI) dengan NPA No. 8 Tahun 1971.
Tak hanya Glodok Plaza, TCP Internusa juga mengembangkan beberapa proyek dan investasi properti. Di antaranya adalah Kuningan Raya, Tanjung Mas Raya Estate, Menara Perkantoran Graha Surya Internusa I, dan Edenhaus Simatupang.
Sementara itu, induk upaya TCP Internusa ialah SSIA saat ini dimiliki oleh PT Persada Capital (7,85%), PT Arman Investment (8,52%), Intrepid Investment (8.2%), dan publik (73,11%).
Melansir prospektus perusahaan, Persada Capital merupakan perusahaan milik PT Pandu Alam Persada dan PT Tri Nur Cakrawala. Kedua perusahaan tersebut merupakan milik family Arini Subianto. Dia turut tercatat sebagai komisaris dan pemilik PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).
Di sisi lain, pemegang saham SSIA lainnya ialah Arman Investment merupakan perusahaan milik Benjamin Arman Suriadjaja dan Johannes Suriadjaja.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kebakaran-Banjir Mengancam, Asuransi Antisipasi Lonjakan Klaim
Next Article Menguak Siapa Pemilik Ashta District 8 Jakarta, Ini Sosoknya