Starbucks Terapkan Aturan Baru, Dilarang 'nongkrong' Tanpa Membeli

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com - Starbucks resmi memberlakukan kebijakan baru nan mewajibkan visitor membeli sesuatu jika mau duduk di gerai alias menggunakan akomodasi toilet.

Melansir AP News, kebijakan ini diumumkan pada Senin (13/1/2025), menggantikan patokan terbuka sebelumnya nan memperbolehkan siapa saja masuk ke gerai tanpa pembelian.

Kebijakan baru ini juga mencakup kode etik nan bakal dipasang di seluruh gerai Starbucks di Amerika Utara. Kode etik tersebut melarang diskriminasi, pelecehan, konsumsi alkohol dari luar, merokok, vaping, penggunaan narkoba, serta meminta-minta.

Juru bicara Starbucks, Jaci Anderson, menjelaskan bahwa patokan ini bermaksud untuk memberikan prioritas kepada pengguna nan melakukan pembelian. Anderson juga menyebut bahwa patokan serupa sudah diterapkan di banyak peritel lainnya.

"Kami mau semua orang merasa diterima dan nyaman di gerai kami. Dengan menetapkan ekspektasi nan jelas, kami dapat menciptakan lingkungan nan lebih baik bagi semua pihak," kata Anderson.

Kode etik tersebut memperingatkan bahwa pelanggar bakal diminta meninggalkan gerai, dan pihak gerai dapat memanggil abdi negara norma jika diperlukan. Starbucks juga memastikan bahwa tenaga kerja bakal mendapatkan training untuk menerapkan kebijakan baru ini.

Kebijakan baru ini mencabut patokan nan diberlakukan pada 2018, setelah kejadian penangkapan dua laki-laki kulit hitam di Starbucks Philadelphia. Insiden tersebut memicu kecaman luas lantaran kedua laki-laki itu hanya menggunakan ruang tanpa melakukan pembelian, sesuai kebijakan lokal saat itu.

Howard Schultz, nan saat itu menjabat sebagai Ketua Starbucks, mengatakan dia tidak mau ada nan merasa direndahkan lantaran ditolak akses. Namun, sejak patokan itu diberlakukan, muncul banyak laporan mengenai perilaku tidak tertib apalagi rawan di gerai Starbucks.

Pada 2022, Starbucks menutup 16 gerai di AS, termasuk enam di Los Angeles dan enam di Seattle, akibat masalah keamanan seperti penggunaan narkoba dan gangguan lain nan membahayakan staf. Kebijakan baru ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan lebih kondusif bagi tenaga kerja dan pelanggan.

Kebijakan tersebut juga menjadi bagian dari langkah CEO baru Starbucks, Brian Niccol, untuk membangkitkan kembali penjualan perusahaan. Niccol mau mengembalikan suasana ramah dan nyaman unik warung kopi organisasi nan selama ini menjadi karakter Starbucks.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Defisit Anggaran AS Bengkak Lagi Jadi USD 366,8 Miliar

Next Article Saham Starbucks Terbang 24% Usai Angkat Sosok Ini Jadi CEO Baru

Selengkapnya