Komisi Viii Dpr Soroti Makanan Jemaah Haji: Gambar Ayam Isinya Teri, Rasanya Ora Karuan

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

pendapatsaya.com, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan meminta agar kualitas pelayanan bagi jemaah haji 2025 dapat lebih ditingkatkan. Salah satunya mengenai makanan untuk jemaah haji nan kerap dikomplain.

Sri mengungkap, ada kotak makanan nan bungkusnya gambar ayam tetapi isinya malah ikan teri.

"Kemarin saja banyak komplainnjya separuh mati, nan disampaikan Pak Dirjen nan begitu menarik gambarnya, tidak menarik aslinya, lantaran disitu ada ayam, paha dan apa ya kan munculnya teri teri saja, rasanya itu ora karuan, jadi engggak ngalor, enggak ngidul gitu," kata Sri saat rapat dengan Dirjen PHU di Komisi VIII di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/1/2024).

Tak hanya itu, Sri mau makanan bagi jemaah lanjut usia diperhatikan. Dia tak mau ada lagi ayam keras nan susah digigit. "Dan kadang nan lansia juga ini tidak diperhatikan, bisa juga lansia ini ibaratnya ayamnya digigit ini mencolot saking kerasnya," ujarnya.

Sri mau jasa haji tahun ini jauh lebih baik. Sebab, akomodasi nan diterima pada tahun sebelumnya sangat berkurang jauh. "Ini juga jadi perhatian, bukan lantaran kita mau menurunkan harga, tetapi kelak jasa dan akomodasi nan diterima jemaah ini berkurang jauh, ini enggak banget," ucapnya.

Sri meminta tak menyampaikan nan hanya bagus-bagus saja dalam rapat. Tetapi, realisasinya di lapangan tidak seperti itu.

"Dan juga penekanan nan disampaikan dalam rapat ini bagus bagus, tetapi realisasinya di lapangan tidak seperti itu," ucapnya.

"Nah ini kompensasinya apa, jika kemarin kan ya sudahlah nan krusial dikasih makan, nah kita inginnya tidak seperti itu," pungkas Sri.

Dorong Bangun RS di Arab Saudi

Ketua Panitia Kerja (Panja) Haji DPR RI Abdul Wachid bicara pentingnya Indonesia punya rumah sakit sendiri di Arab Saudi. Hal ini demi kenyamanan jemaah haji dan umrah Indonesia ke depan.

Mulanya, Wachid mulanya mempertanyakan anggaran dan lahan nan dibutuhkan Kemenag untuk membangun RS di Saudi.

"Saya tergelitik dengan rumah sakit di Arab Saudi untuk pemerintah Indonesia. 'Pak sebenarnya butuh anggaran berapa bikin rumah sakit di sana secara resmi?' Saya dengar ini dari Kementerian Agama mempunyai tanah nan ada di Jeddah," kata Wachid dalam rapat Komisi VIII dengan Dirjen PHU Kemenag, Jumat (3/1/2024).

"Tanah itu untuk apa Pak? Itu mendingan tanah itu dijual untuk dibelikan lagi di sana untuk rumah sakit aja itu," tambah Wachid.

Menurutnya, pembangunan rumah sakit Indonesia di Saudi bisa dibantu dari biaya nilai manfaat.

"Atau jika beli nggak bisa, perjanjian berapa tahun gitu, dibangun sekalian itu. Mendingan itu, dan nanti, kita ada BPKH Pak nilai faedah bisa kita membangun untuk tiap tahun berapa, tiap tahun berapa, sembari kelak kita anggaran ke Kemenkes. Ini krusial untuk umrah dan haji Pak," ujarnya.

Wachid mengungkap, selama ini jemaah haji tak nyaman lantaran keterbatasan komunikasi nan susah dengan petugas RS di Saudi. Sehingga, krusial adanya rumah sakit di sana unjuk pelayanan jemaah asal Indonesia.

"Karena terus terang, orang sakit itu Pak tidak hanya obat ya, tidak hanya rumah sakitnya sendiri, pelayanan itu penting, enggak bisa komunikasi juga jemaah. Makanya jemaah rata-rata nan sakit ditaruh di rumah sakit itu nggak mau Pak," kata Wachid.

"Tidak maunya kenapa? Ya bahasa Tarzan Pak mereka itu nggak ngerti. Kalau kita punya rumah sakit sendiri, nan medisnya tenaga kita, perawatnya tenaga kita, semua tenaga kita, nyaman Pak. Itu bakal menambah untuk lekas sembuh," tutupnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Infografis

Selengkapnya