Kesaksian Abk Dan Korban Selamat Saat Kmp Tunu Karam Di Selat Bali

Sedang Trending 4 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Denpasar, pendapatsaya.com --

KMP Tunu Pratama Jaya rute Pelabuhan Ketapang Banyuwangi (Jawa Timur) menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana (Bali) tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7) tengah malam Wita.

Kapal itu karam lepas tengah malam tadi setelah diduga mengalami kebocoran di ruangan mesin.

Seorang Anak Buah Kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya berjulukan Richo (26) asal Banyuwangi bercerita dirinya saat itu sedang beristirahat ketika moda transportasi laut itu mulai tenggelam.

"Saya kurang mengerti awalnya bagaimana, lantaran saya rehat dan posisi tidur. Jam 01.00 harusnya saya jaga lagi. Tapi kapal mulai tenggelam sekitar jam separuh 12," kata dia pada wartawan di Jembrana, Kamis (3/7) siang.

Saat terjaga dari waktu istirahat, dia mengaku kapal sudah dalam keadaan miring dan lampu meninggal total.

"Dan (saya) cari posisi paling tinggi. Kapal miring ke kanan, saya ke kiri agar bisa selamat. Saat kapal mulai mau tenggelam, lampu meninggal total, blackout," imbuhnya.

Kemudian, dalam kondisi seperti itu dirinya juga langsung panik. Lewat instingnya, dia lampau memutuskan untuk loncat dari kapal. Selain dirinya, dia menyebut ejumlah penumpang lainnya juga loncat dari kapal untuk menyelamatkan diri.

"Saya langsung nyebur. Orang-orang ramai biar kumpul. Saya arahkan ke pelampung (perahu penyelamat). Saya sendiri juga naik ke situ," jelasnya.

Ia menyampaikan, ada 16 orang nan sukses menaiki perahu karet penyelamat saat itu. Namun, sambungnya, situasi di laut sangat susah lantaran ombak tinggi dan banyak dari korban nan sudah kelelahan.

"Orang-orang sudah kelelahan, muntah-muntah, banyak nan minum air laut. Mau dayung juga enggak bisa. Kami bisa menunggu pertolongan," ujarnya.

Kemudian, pada pagi hari, belum ada support nan datang. Mereka akhirnya diselamatkan perahu nelayan nan kebetulan melintas dan menarik perahu karet tersebut ke pesisir.

"Tunggu sampai pagi, terus ada perahu, iya terus (ditarik)," ujarnya.

Ia dengan penumpang lainnya nan selamat dievakuasi di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Kesaksian penumpang selamat

Salah satu penumpang nan menjadi korban selamat kapal tenggelam itu, Bejo Santo, mengatakan memerlukan waktu sigap dari mulai pemberitahuan kebocoran hingga karam.

"Itu arus memang deras. 30 menit kemudian, ini tragedi inti kapal itu tenggelam, hanya enggak sampai 5 menit," kata Bejo saat ditemui, Kamis (3/7) pagi.

Kala itu, Bejo mengatakan dirinya berada di bagian atas kapal. Dia memperkirakan setidaknya berbareng dengan separuh dari penumpang kapal di sana hingga kemudian loncat saat kalap hendak karam.

Menurut Bejo, saat kapal diketahui hendak karam lantaran kondisi nan tak stabil. Tak sampai lima menit kemudian, dia berbareng sejumlah penumpang lain kemudian memutuskan untuk meloncat ke laut.

"Intinya saya berempat gandengan. nan lain posisinya sendiri-sendiri. Saya arahnya ke pantai Pengambengan. Terus nan lain nyaris mendekati ke arah Banyuwangi lah. Arahnya, ke Banyuwangi," kata Bejo.

"Terus akhirnya saya berempat itu gandengan. Dengan intinya saya dari jam 11.00 [23.00] Wita, enggak jelas, pokoknya sekitaran jam itu, perahu oleng, sampai kita akhirnya ada temen saya itu berempat meninggal satu, kita gandengan," imbuhnya.

Bejo mengungkap bahwa satu di antara tiga rekannya meninggal sekitar pukul 3.00 WITA awal hari. Dia mengaku baru mendapat pertolongan sekitar pukul 6.00 WIB pagi.

Bejo mengatakan bahwa kondisi semua penumpang serupa saat kapal hendak tenggelam. Mereka nan berada di atas kapal, sebagian memilih loncat, sedangkan nan berada di bagian dalam tak banyak mempunyai waktu.

"Karena itu hanya kurun waktunya tak sampai lima menit, tiga menitan lah. Posisi dia mau miring, sampai akhirnya tenggelam," kata Bejo.

KMP Tunu Pratama Jaya rute Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, diduga lantaran kebocoran di ruangan mesin.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy mengatakan, KMP Tunu Pratama Jaya mengalami kebocoran di ruang mesin dan terbalik.

"Pada pukul 00.16 WITA, KMP. Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar info di channel 17 untuk KMP. Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal," kata Kombes Ariasandy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/7).

Kemudian, pada pukul 00.19 WITA KMP. Tunu Pratama Jaya mengalami black out dan sekitar pukul 00.22 WITA, KMP. Tunu Pratama Jaya 3888 dengan posisi bakal mengejar dan membantu KMP. Tunu Pratama Jaya menginfokan ke Local Port Service (LPS) Gilimanuk bahwa untuk Kapal KMP Tunu Pratama Jaya sudah terbalik dan hanyut.

Berdasarkan pemutakhiran info terkini pada Kamis ini per pukul 12.41 WIB, tercatat ada 35 korban nan sukses dievakuasi dan 4 orang dinyatakan meninggal bumi dan 31 orang lainnya selamat.

Ariasandy  mengatakan untuk korban nan selamat dilakukan observasi kesehatan di Posko Kesehatan di Gilimanuk untuk mengetahui kondisinya.

"Di observasi kesehatan dulu di Posko Kesehatan," kata dia.

(kdf/thr/kid)

Selengkapnya