ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Pacitan Festival Ronthek Pacitan 2025 sukses menyedot perhatian ribuan penonton baik dari masyarakat lokal maupun visitor luar daerah. Digelar pada 4-6 Juli 2025, pagelaran ini masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) menjadikan Pacitan sebagai salah satu wilayah nan mendapat perhatian nasional selama tiga tahun berturut-turut.
Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono membuka langsung Festival Ronthek Pacitan 2025, sebuah seremoni seni budaya nan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Pacitan.
Ia menegaskan pentingnya mendukung pengembangan seni ronthek, bukan hanya sebagai warisan budaya dan memperkuat identitas daerah, tapi juga membuka kesempatan ekonomi imajinatif nan dapat menyejahterahkan masyarakat serta menjadi kekuatan wisata budaya nan membanggakan.
“Malam ini kita menyaksikan sinar ronthek nan Insyaallah tidak hanya menjadi kebangga tapi juga terus berkelanjutan,” ungkap Edhie Baskoro Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI mengawali sambutannya di Alun-Alun Pacitan (5/7/25). Didampingi sang istri, Aliya Rajasa Yudhoyono.
Wakil Rakyat dari Dapil Jawa Timur VII nan berkawan disapa Ibas ini menceritakan bahwa pagelaran ronthek memberikan kesan tidak hanya hanya pada Kabupaten Pacitan tetapi juga bangsa Indonesia.
“Saya ingat sekali di tahun 2018 lampau kami juga menyelenggarakan ronthek akbar di stadion Pacitan nan juga memberikan kesan tersendiri tidak hanya pada Kabupaten Pacitan tetapi juga kepada bangsa Indonesia nan sama-sama kita cintai. Dan hari ini kita bisa terus menikmati, ronten terus diselenggarakan dan menjadi pagelaran berkepanjangan di Kabupaten Pacitan," ujarnya.
Ibas kemudian menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pacitan nan terus mewujudkan ronthek sebagai salah satu ikon kebudayaan lokal nan membanggakan. Festival ini dipandang tidak hanya sebagai panggung seni, tetapi juga sebagai ruang spiritual untuk melahirkan jiwa-jiwa nan tenang, kreatif, dan bahagia.
“Terima kasih Kabupaten Pacitan nan terus memajukan ronthek untuk terus menjadi bagian seni budaya nan tak terpisahkan," ujar.
Menurutnya, seni ronthek dapat melahirkan jiwa-jiwa nan penuh kreativitas, berbudaya dan penuh kebahagiaan.
"Kita tidak hanya sekedar memandang sinar sinar dari lantunan seni musik ronthek nan bakal dilantunkan dari segala perspektif Kabupaten Pacitan, tapi kita juga mau melahirkan jiwa-jiwa nan tenang, jiwa-jiwa nan penuh dengan kreativitas, penuh dengan kebudayaan dan penuh dengan kebahagiaan dalam gemas syukur dan juga dari bumi nan terus diberkahi ialah Kabupaten Pacitan," jelasnya.
Makna Tema Festival Ronthek "Pacitan Sumandhang Nugrah"
Mengusung tema ‘Pacitan Sumandhang Nugraha’ nan artinya ‘sikap rendah hati nan bisa mengangkat hidayah kehidupan’, menurut Ibas pagelaran ronthek ini dapat dimaknai sebagai panggilan moral untuk terus memajukan sektor pariwisata dan kebudayaan.
“Sumandhang nugraha adalah sikap rendah hati nan kudu kita tampilkan di hadapan publik nan juga bisa memanggul anugrah dalam kehidupan ini. Sebuah rayuan bagi kita agar bangsa ini, nan dipimpin oleh Presiden Prabowo bisa lebih maju dan terus mengembangkan pariwisata seni budaya, termasuk nan ada di Kabupaten Pacitan,” ujarnya.
Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini menggaris bawahi gimana pagelaran ronthek ini mempunyai peran strategis dalam membangun karakter bangsa dan membuka kesempatan ekonomi imajinatif daerah, sehingga kudu terus dirawat dan dijaga.
“Tak bisa kita lupakan bahwa di sinilah akar dari setiap lompatan kemajuan. Warisan budaya adalah fondasi masa depan. Di sini, di Kabupaten Pacitan, tentu kita juga terus merayakan warisan dari masyarakat, dari para lelur kita, dari pemimpin nan terdahulu bahwa kita bisa menyambut ronthek untuk aktivitas seni budaya dalam jangka nan panjang,” ungkapnya.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini juga menyampaikan bahwa pagelaran nan digelar di tanah nan dijuluki ’70 Miles of Paradise’ ini tidak hanya menampilkan keelokan alam tetapi juga menghadirkan kekayaan musikalitasnya.
“Di sini, di tanah ’70 Miles of Paradise’ kita tidak hanya memandang gunung, laut, tapi juga seni tari, musiknya pun dapat terus kita berdayakan, tingkatkan, dan kita kembangkan dari waktu ke waktu," kata Ibas.
Jaga Seni Budaya Ronthek Pacitan
Dirinya berambisi Pacitan tidak hanya ramah terhadap masyarakat nan ada di Pacitan, tapi juga bisa ramah pada siapapun nan hendak bertamu, berkunjung, dan juga menjadi tempat nan baik untuk terus belajar dan berguru.
Di akhir sambutannya, Ibas membujuk seluruh pihak untuk sama-sama melestarikan seni budaya ronthek agar tidak pernah padam tertelan era dan aktivitas ini bisa membawa membawa berkah, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi semua masyarakat.
“Sekali lagi, selamat Bapak Ibu semuanya, selamat menikmati pagelaran ronthek. Mari kita jaga sinar ini agar terus menyala, mari kita jaga seni budaya ronthek Pacitan agar tidak pernah padam oleh zaman," kata Ibas.
“Semoga Bapak Ibu nan datang di sini juga mendapatkan kesehatan, kebahagiaan, dan juga perlindungan, serta kesejahteraan. Semoga masyarakat nan datang dapat terus ditingkatkan,” pungkasnya.
Acara pembukaan Festival Ronthek Pacitan 2025 di hari pertama juga dihadiri oleh Teuku Riefky Harsya Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Rizki Natakusumah Anggota FPD DPR RI, Indrata Nur Bayuaji Bupati Pacitan, Agung Nugroho Walikota Pekanbaru, dan Aneng Bupati Kepulauan Anambas.
(*)