Cerita Makan Bergizi Dari Jakarta: Bayam Hambar, Minta Tambah Porsi

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com --

Dua petugas mondar-mandir di depan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (7/1) pagi. Ribuan kotak makan dimasukkan petugas itu ke dalam mobil box putih nan disiapkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Mobil beranjak dari area parkir saat telah terisi penuh. Tujuannya, ke sejumlah sekolah nan berada tak jauh dari letak dapur. Tujuan pertama adalah SDN Slipi 15. Berada tak lebih dari satu kilometer dari letak dapur.

Beberapa pembimbing sigap menurunkan kotak makanan dari mobil saat tiba. Kotak makanan terbuat dari stainless itu lampau ditumpuk di atas meja panjang tepat di depan ruang guru. Setelah dihitung, petugas SPPG dan mobil box pergi. Di saat bersamaan, para pembimbing membawa kotak makanan ke kelas masing-masing.

Di ruang kelas 2, puluhan siswa-siswi berseragam pramuka duduk rapi sembari menulis catatan di papan tulis. Suriadin, sang guru, meminta mereka untuk menghentikan aktivitas sementara.

"Bukunya ditutup dulu. Kita sarapan dulu," kata Suriadin. Ia lampau membagikan kotak makanan satu per satu.

"Yee, ada susunya," ucap seorang siswa begitu membuka kotak makanan.

Menu hari ini nan diterima siswa adalah nasi, telur orak-arik, kacang panjang dan wortel, susu UHT 115 ml serta pisang. Berbeda dengan hari Senin (6/1) lampau nan tidak ada susu.

Para siswa mengeluarkan perangkat makan nan dibawa. Namun, ada juga siswa nan lupa membawa.

"Besok sendoknya jangan dikeluarin dari tas," ujar Suriadin. Siswa nan tidak membawa sendok kemudian dipinjamkan oleh pihak sekolah.

Tepat pukul 07.21 WIB, siswa-siswi mulai makan. Ada nan tampak lahap. Ada juga nan hanya mengaduk makanan dengan malu-malu.

"Pak ini apa?" tanya seorang siswi sembari mengaduk telur orak-arik.

"Telur," jawab Suriadin.

"Saya enggak suka," ujar siswi itu.

Sekitar 10 menit berlalu, seorang siswa maju angkat tangan dan maju ke depan kelas. Siswa itu meminta porsi tambahan. Suriadin lampau memberi kotak makanan nan tersisa kepada siswa itu.

"Lapar," kata siswa tersebut.

Tak berselang lama, beberapa siswa nan telah selesai makan langsung membawa kotak makanan untuk dikumpulkan lagi di depan kelas.

Tidak sedikit makanan nan tersisa di kotak-kotak makanan itu, terutama adalah kacang panjang dan wortel. Beberapa siswa nan makanannya tidak lenyap mengaku sudah kenyang.

Sementara itu, salah satu siswi, Annisa membungkus telur, kacang panjang dan nasi nan tidak lenyap dimakannya. Annisa mengaku sudah sarapan di rumah.

"Sudah sarapan tadi, sarapan nasi goreng. Nanti mau makan di rumah," kata Annisa sembari memasukkan nasi, telur, kacang panjang ke kotak makanannya.

Kepala SDN 15 Yulius mengatakan pihak sekolah sengaja memberikan makanan pada pagi sebelum mulai belajar. Sekolah ini sebelumnya sudah menjalani uji coba sejak November. Ada 380 siswa di sekolah tersebut. Semua siswa mendapat paket makanan setiap hari.

"Kita gunakan makan pagi. Satu lantaran kita memandang dari gizi, jika tetap hangat kan bagus. Kedua, anak-anak banyak nan tidak sarapan," kata Yulius.

Menurutnya, memang ada beberapa menu nan tidak disukai anak-anak. Salah satunya adalah sayur.

"Dulu banyak, awal-awal banyak nan tidak suka, dengan kita memberikan edukasi, anak nan dulu tidak suka, mulai perlahan suka," kata Yulius.

Selain SDN 15, salah satu sekolah nan juga telah mendapat pengedaran makanan dari SPPG Palmerah adalah SMP 1 Barunawati. Paket makanan tiba sekitar pukul 09.39 WIB. Di sekolah ini, ada satu ruangan nan disiapkan di lantai dasar untuk tempat makanan.

Para pembimbing mengambil makanan di ruangan itu. Lalu membawanya ke ruang kelas masing-masing. Menu di sekolah ini adalah nasi, telur orak arik, bayam dan wortel, susu serta pisang. Di kelas 7, para siswa tampak makan dengan lahap. Salah satu siswi memberi nilai pada 9,5 pada makanan tersebut.

Siswi itu mengatakan ada kurang rasa pada sayur bayam. Terlihat sayur bayam di kotak makanannya tetap bersisa.

"Kalau menurut saya bayamnya kudu dikasih garam lagi, agak hambar," kata siswi itu.

Sementara siswa lain terlihat tidak menyantap telor orak-arik di kotak makanannya. Namun, dia melahap lenyap sayur dan nasinya. Siswa ini apalagi juga melahap sayur bayam milik kawan sebangkunya.

"Enggak suka telor," kata siswa itu.

Kepala SMP 1 Barunawati Hadijah mengatakan program makan bergizi itu nan menyantap waktu separuh jam itu berfaedah bagi siswa sekolahnya. Hadijah menyebut tidak ada komplain unik dari siswa soal menu nan didapatkan. Namun, kata dia, memang ada siswa nan tidak suka makan sayur.

"Paling mungkin mengenai sayur, kadang-kadang beberapa anak kurang bisa menyantap sayur, tetap awam buat mereka. Dengan ada program ini anak-anak mau makan sayur," kata Hadijah.

Program makan bergizi cuma-cuma merupakan program pertama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini didukung alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun.

Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi sebelumnya mengatakan program tersebut dimulai di 26 provinsi dan tersebar di 190 titik.

(yoa/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya