ARTICLE AD BOX

Pembukaan Piala Presiden 2025 dilakukan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Ketua SC Maruarar Sirait, dan Menpora Dito Ariotejo (c) Muhammad Iqbal Ichsan
pendapatsaya.com - Di tengah hiruk-pikuk sorak penonton dan aroma sate nan mengepul dari tenda biru di pojok stadion, Piala Presiden 2025 terasa lebih dari sekadar turnamen pramusim.
Di luar garis lapangan, ratusan pelaku UMKM berjibaku melayani antrean pembeli, sementara sinar drone show menghiasi langit malam Bandung. Inilah wajah baru sepak bola Indonesia: Bukan hanya soal skor, tapi juga soal siapa nan ikut tumbuh berbareng pertandingan.
Tahun ini, transparansi menjadi pilar utama turnamen. Dana miliaran rupiah dikelola tanpa sepeser pun dari APBN alias APBD—semuanya murni dari sponsor dan diaudit secara independen.
Di sisi lain, lebih dari 100 UMKM lokal diberi ruang cuma-cuma untuk berdagang di sekitar stadion, membuktikan bahwa sepak bola bisa jadi mesin penggerak ekonomi kerakyatan, bukan sekadar tontonan elit.
Dalam sorotan lampu stadion dan semangat para pedagang kecil, kita menemukan cerita nan lebih dalam dari sekadar hasil akhir laga.
Ini tentang gimana sepak bola bisa adil, terbuka, dan memberi faedah nyata bagi rakyat. Dan Piala Presiden 2025, sejauh ini, sukses membuktikannya.