ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Bermula dari pemutusan hubungan kerja (PHK), Jen Glatz, membangun kerajaan bisnisnya. Kisahnya sangat menginspiratif, Jen bisa memadukan antara kesempatan dan penyesuaian era hingga sekarang mendapatkan pendapatan pasif dari upaya nan sudah diotomatisasi.
Melansir CNBC Internasional, Jen saat ini mempunyai penghasilan US$ 6.300 alias setara dengan Rp 102,31 juta per bulan (kurs=Rp16/240/US$).
Jen lebih senang lantaran dia terlepas dari jeratan rutinitas kantoran dan lewat upaya tersebut dia bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan putrinya.
"Saat itulah saya beranjak untuk menjadikan pendapatan pasif sebagai degub nadi upaya saya, menghasilkan duit dari beragam produk, termasuk perangkat AI dan tautan afiliasi. Saat ini, saya menghasilkan sekitar $ 6.300 per bulan dari pendapatan pasif," ujar Jen dikutip Rabu (9/7/2025).
Nah, kisah Jen berasal dari upaya sampingan nan dia jalani ialah Bridesmaid for Hire,"Yang menawarkan pendamping pengantin wanita untuk disewa, support di hari pernikahan dan support untuk pidato dan janji pernikahan, serta jasa lainnya."
Jen sendiri mau membagikan kiat-kiat mengembangkan upaya dari sampingan hingga jadi sumber pendapatan pasif. Berikut tips dari Jen:
1. Manfaatkan apa nan sudah dimiliki
"Ketika saya menyadari situs web saya menarik nyaris 40.000 pengguna rata-rata setiap bulan, saya memutuskan untuk memonetisasinya dengan iklan dan tautan afiliasi," ujar Jen.
Ia mengatakan perlunya mengaudit apa nan sudah dikerjakan, mulai dari pengikut media sosial, daftar email, alias apalagi skill nan dibutuhkan oleh teman-teman dan orang sekitar.
"Misalnya, apakah Anda orang nan selalu dimintai support untuk memilih karya seni untuk tembok mereka? Spesialis video media sosial di grup teman-teman? Pengiring pengantin dan penolong pidato pernikahan?" ucapnya.
Temukan langkah untuk menghasilkan pendapatan dari lingkungan tersebut. Cara ini seringkali lebih sigap dan lebih dapat diandalkan daripada memulai dari awal.
2. Dengarkan audiens Anda
"Saya telah belajar secara langsung sungguh mudahnya upaya sampingan dan aliran pendapatan pasif kandas lantaran tidak ada audiens nan tertarik. Saya pernah menghabiskan beberapa ratus dolar dan lebih dari 20 jam untuk membikin kursus nan tidak dibeli oleh satu orang pun. Saya pikir orang-orang bakal mau berinvestasi dalam topik ini, menggunakan Google Analytics untuk membantu penceritaan merek, tetapi rupanya tidak." cerita Jen saat mencoba untuk membuka kelas.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sebelum mengembangkan sebuah ide, pastikan ada audiens untuk buahpikiran tersebut. Jika mau berinvestasi dalam peluncuran produk baru, sarannya adalah terlebih dulu menulis beberapa posting blog nan menyertakan kata kunci SEO mengenai topik tersebut.
"Saya juga bakal membagikannya dengan pengguna buletin dan pengikut media sosial saya untuk memandang apakah cukup banyak orang nan mengklik," ucapnya.
Jika telah membangun pengikut di TikTok alias Instagram, perhatikan polanya. Jenis postingan apa nan paling banyak menarik perhatian? Apa nan dikatakan dan ditanyakan orang-orang di kolom komentar? Apakah ada produk nan dapat buat nan memenuhi kebutuhan alias kemauan mereka?
3. Ubah jasa nan menyantap waktu menjadi produk nan dapat diperbesar
Jen menceritakan setelah mempunyai anak, dirinya sadar bahwa telah menghabiskan terlalu banyak waktu mengerjakan hal-hal nan tidak dapat ditingkatkan skalanya.
Misalnya, salah satu jasa nan paling terkenal adalah menulis pidato pernikahan. Setiap pidato menyantap waktu lima alias enam jam, dan sering kali kudu menyelesaikan 10 hingga 15 pidato dalam sebulan.
Untuk mengurangi beban, dia pun berkolaborasi dengan developer untuk membikin perangkat pidato dan sumpah pernikahan AI, nan dilatih oleh lebih dari 200 pidato nan pernah dia tulis sebelumnya. Alat ini mempertahankan kualitas dan style penulisan dirinya sekaligus melayani lebih banyak pengguna dengan nilai nan lebih rendah. Sebagai perbandingan, US$35 setelah AI dibanding US$397 sebelumnya.
Hal ini mengubah skill saya dari penawaran waktu-untuk-uang menjadi produk berskala nan menghasilkan pendapatan pasif ribuan per bulan.
4. Manfaatkan kembali skill Anda
Jen tidak setuju dengan pendapat jika kudu menemukan ceruk pasar dan memperkuat dalam pasar tersebut, "Saya tidak setuju. Saya telah menekuni beragam minat, keterampilan, dan minat nan berbeda, dan tidak takut untuk melakukan diversifikasi."
"Baru-baru ini, misalnya, saya mengambil perangkat bantu penulisan pidato nan saya buat untuk industri pernikahaan dan menggunakannya kembali, dengan beberapa penyesuaian, untuk membantu orang-orang nan mau menulis pidato penghormatan dan pidato wisuda," sambungnya.
Ia mengatakan bahwa langkah tersebut menciptakan aliran pendapatan pasif tambahan tanpa memulai dari awal.
5. Tetapkan batas waktu untuk memaksa keputusan upaya nan lebih baik
Ia mengatakan bahwa menjadi pebisnis kudu menjaga ritme upaya dan mengatur waktu dengan baik demi keputusan terbaik. Sehingga tidak perlu bekerja keras 24/7.
"Namun, saya menemukan bahwa pola pikir ini menyebabkan kelelahan dan justru merusak produktivitas dalam jangka panjang. Sekarang, lantaran saya hanya bekerja 20 hingga 25 jam seminggu, saya kudu mengevaluasi dengan jeli aktivitas mana nan menghasilkan pendapatan dan aktivitas mana nan hanya mengisi almanak saya," ucapnya.
Ia pun hanya menelepon satu hari dalam seminggu dan menetapkan pemisah waktu 15 menit untuk setiap panggilan. Saat sedang bekerja, saya memblokir media sosial dan situs berita. Saya menolak acara, rapat, alias pekerjaan nan tidak mendukung tujuan produktifnya.
"Dengan waktu nan terbatas, saya terpaksa konsentrasi pada hal-hal nan betul-betul membikin saya bersemangat, bukan terjebak dalam tugas-tugas nan terasa produktif tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Saya bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan bekerja sepertiga jam dari nan saya lakukan sebelumnya," ujarnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Heboh Di Medsos, Mayora Bantah Ada PHK Massal