ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com --
Polisi membeberkan kebenaran terbaru mengenai kasus tewasnya satu family di Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Dari hasil investigasi diketahui bahwa ayah, AF (31), lebih dulu membunuh istrinya, YL (28), dan sang anak, AH (3). Setelah itu, AF bunuh diri.
"Kami sampaikan bahwa terhadap YL dan AH diduga dijerat terlebih dulu oleh korban AF. Baru korban AF melakukan gantung diri," kata Kapolsek Ciputat Timur Kompol Kemas Arifin kepada wartawan, Selasa (7/1).
Disampaikan Kemas, perihal tersebut juga didukung hasil visum ketiga jenazah. Hasil visum menunjukkan jejak tanda jeratan pada YL dan AH, sementara pada AF ditemukan luka unik orang gantung diri.
Kemas juga mengungkapkan dari hasil investigasi ditemukan kebenaran bahwa AF sempat mengakses dua situs tentang cara-cara pembunuhan.
"Dalam perihal ini AF mengunjungi situs website (pembunuhan). Dua menit kemudian diakses pula oleh pengguna peralatan bukti ialah AF mengunjungi situs website (pembunuhan)," ucap dia.
[Gambas:Video CNN]
Lebih lanjut, Kemas menambahkan kasus pembunuhan nan dilakukan AF terhadap istri dan anaknya sekarang dihentikan. Sebab, pelaku juga telah meninggal dunia.
"Dihentikan demi hukum, lantaran diduga pelaku sudah meninggal dunia," ujarnya.
Satu family nan terdiri atas tiga orang sebelumnya ditemukan tewas di Ciputat Timur Tangerang Selatan, Minggu (15/12). Ketiganya ialah AF (laki-laki usia 31), YL (perempuan usia 28) dan AH (laki-laki usia 3 tahun).
Berdasarkan penyelidikan, polisi menemukan catatan akses pinjaman online (pinjol) dan gambling online (judol). Ini berasas pemeriksaan digital forensik terhadap tiga handphone milik korban.
"Didapatkan hasil di handphone milik korban AF ditemukan beberapa bukti akses terhadap aplikasi beberapa pinjaman online, angsuran online dan beberapa situs gambling online," kata Kemas.
Berdasarkan hasil kajian digital forensik, kata Kemas, tidak ditemukan bukti ancaman terhadap korban mengenai utang pinjol nan dimiliki.
Namun, Kemas mengungkapkan dari hasil analisa itu ditemukan bahwa korban pernah mengirimkan email ke Bank Indonesia mengenai utang pinjol nan dia miliki.
"Kami tambahkan juga, korban juga pernah mengirimkan email ke Bank Indonesia, judulnya bicara@BI dengan isi korban ini bercerita dalam email-nya bahwa sedang mengalami kesulitan untuk bayar pinjaman-pinjaman nan ada pada dirinya," tutur dia.
"Hasil dari digital forensik tersebut sesuai dengan keterangan dua saksi. Bahwa, korban YL pernah menyampaikan ada masalah finansial mengenai dengan penagihan-penagihan nan dialamatkan ke family nan bersangkutan," lanjutnya.
Masalah depresi bukan perihal enteng. Jika pernah memikirkan alias merasakan tendensi bunuh diri, krisis emosional, alias mengenal orang-orang dalam kondisi itu, Anda disarankan menghubungi support profesional.Layanan Hotline Gratis Pencegahan Bunuh Diri Kementerian Kesehatan dan RS Marzoeki Mahdi bisa dihubungi melalui www.healing199.id , alias telepon di nomor 119 extension 8, maupun WA nan langsung terhubung di situs tersebut.
Layanan itu langsung tersambung dengan konselor Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi dan jejaring, serta psikolog klinis Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia. Semua keluh-kesah bakal didengar dengan tulus serta privasi terjaga.
(dis/chri)