ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mendatar dengan naik tipis pada perdagangan Selasa (7/1/2025), setelah sempat bergerak volatil di sepanjang sesi I hari ini.
IHSG ditutup naik tipis 0,04% ke posisi 7.083,28. tetap memperkuat di level psikologis 7.000 hingga hari ini.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 17,5 miliar saham nan beranjak tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 242 saham naik, 343 saham turun, dan 217 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor kesehatan dan teknologi menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini ialah masing-masing mencapai 0,87% dan 0,86%.
Sementara dari sisi saham, emiten daya baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang IHSG terbesar ialah mencapai 28,7 indeks poin. Selain itu, adapula emiten pertambangan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) nan menjadi penopang IHSG sebesar 12,2 indeks poin.
Namun, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penekan IHSG mencapai 13,8 indeks poin.
IHSG bergerak volatil di sesi I dan mendatar di sesi II hari ini, di tengah tetap derasnya biaya penanammodal asing nan keluar dari pasar saham RI.
Pada perdagangan kemarin, berasas info pasar, asing kembali mencatatkan penjualan bersih (net sell) alias outflow sebesar Rp 923,39 miliar, dengan rincian sebesar Rp 623,31 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 300,08 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Ketidakpastian di AS mengingat pasar tetap menanti kepastian arah kebijakan tarif impor hingga keimigrasian AS era Presiden Donald Trump nan bakal dilantik 20 Januari 2025 dan kondisi di dalam negeri membikin asing condong memburu dolar AS dan apalagi pasar saham AS.
Selain itu, pasar juga tetap menanti rilis info ekonomi di dunia terutama di AS pada pekan ini. Dari AS, pasar bakal menantikan rilis info Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) nan meliputi pembukaan pekerjaan baru (Job Opening) dan laporan pemutusan hubungan kerja secara sukarela (Job Quit) November 2024.
Mengutip dariCNBC International, menurut proyeksi Dow Jones, ahli ekonomi memperkirakan 7,7 juta tambahan lowongan pekerjaan di bulan November.
Sementara itu, menurut sumber nan sama, untuk laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP untuk bulan Desember 2024 bakal dirilis pada Rabu besok, nan merupakan ukuran perubahan jumlah orang nan bekerja di sektor swasta di AS. Diperkirakan bakal menunjukkan bahwa 130.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Desember.
Sementara itu, menurut laman Tradingeconomics, untuk jumlah job quits pada November 2024 diperkirakan turun 3,31 juta dibandingkan bulan sebelumnya nan sempat naik ke posisi lima bulan tertinggi sebanyak 3,32 juta.
Beralih ke dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan beberapa perihal dalam konvensi pers APBN Kita di Gedung Djuanda, Kemenkeu pada Senin kemarin (6/1/2025), meliputi dugaan dasar makro dan tutup kitab APBN 2024.
Tercatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 defisit sebesar 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Adapun, seluruh dugaan dasar ekonomi makro dalam APBN 2024 meleset dari target.
Pertama, dari inflasi nan diasumsikan mencapai 2,8% yoy, namun realisasi akhir tahun, IHK hanya tumbuh 1,57% yoy.
Kedua, nilai tukar rupiah diasumsikan Rp 15.000/US$, tetapi nan terjadi nilai tukar rupiah hingga penghujung tahun lampau tetap nyaman di atas Rp16.000/US$.
Terakhir, dari proyeksi pertumbuhan ekonomi nan diasumsikan bisa mencapai 5,2% yoy, tampaknya tidak bakal mencapai target, tetapi Sri Mulyani mengatakan bakal mencapai sesuai outlook di kisaran 5%.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal I capai 5,11%, kuartal II 5,05%, kuartal III 4,95%, dan kuartal IV tetap belum keluar, kita perkiraan keseluruhan tahun diperkirakan di 5%," tutur Sri Mulyani dalam konvensi pers, Senin (6/1/2025).
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global
Next Article IHSG Bergairah Lagi, Balik ke Level 7.300 Ditopang Kinerja Saham BMRI