ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com
Kamis, 03 Jul 2025 05:15 WIB

Padang, pendapatsaya.com --
Seekor bayi Harimau Sumatra (Phantera Tigris Sumatrae) nan baru lahir pada Juni lampau di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi (TMSBK), Sumatera Barat (Sumbar) mati.
Kematian anak harimau tersebut pun dikonfirmasi Kepala BKSDA Sumbar, Hartono.
"Setelah beragam upaya pengamanan nan dilakukan tim master dan keeper, akhirnya anak Yani (bayi harimau) itu tidak terselamatkan dan menghembuskan nafas terakhir pada hari Selasa pagi tanggal 1 Juli 2025," jelas Hartono dalam keterangan tertulis nan diterima CNNIndonesia.com, Rabu (2/7).
Hartono menjelaskan, bayi harimau nan meninggal tersebut berjenis kelamin jantan. Bayi harimau itu adalah anak dari indukan jantan Bujang Mandeh dan betina berjulukan Yani itu lahir pada Rabu (24/6) silam.
"Setelah lahir, tim master TMSBK Bukittinggi berbareng keeper melakukan pemantauan terhadap Yani dan anaknya nan baru lahir. Kondisi awal pascamelahirkan Yani terlihat sangat capek dan belum mau menyusui anaknya. Meski demikian, menjelang siang hari Yani mulai mau menyusukan anaknya," katanya.
"Namun, pada hari Minggu tanggal 29 Juni 2025 Yani terlihat stress dan tidak mau menyusukan anaknya, kondisi cuaca nan kering dan panas memperburuk kondisi anak Yani. Setelahnya kondisi anak Yani mulai membaik lantaran Yani mulai mau menyusukan anaknya hingga Senin malam," imbuhnya.
Kemudian, sambung Hartono, sehari kemudian induk harimau kembali resah dan enggan menyusui anaknya. Oleh lantaran itu, dia mengatakan tim master dan keeper pun kembali memberi pertolongan dan mengevakuasi anak harimau nan lemas itu ke klinik.
"Pada hari Selasa tanggal 1 Juli 2025 dinihari, kondisi Yani kembali resah dan tidak mau menyusui anaknya, sehingga anak Yani terlihat kelelahan dan terbaring lemas. Tim kemudian berupaya untuk memberikan pertolongan dengan pemindahan dan membawa anak Yani ke klinik untuk perawatan," tambahnya.
Setelah dinyatakan mati, bayi satwa langka dan dilindungi itu kemudian di nekropsi alias pemeriksaan medis pada bangkai.
"Dari nekropsi nan dilakukan, tidak ditemukan adanya kelainan pada organ-organ tubuh anak Yani, sehingga tim menyimpulkan bahwa kematian anak Yani disebabkan lantaran dehidrasi dan kurangnya asupan nutrisi dari induknya Yani," kata Hartono.
(ned/kid)
[Gambas:Video CNN]